Riwayat Para Khalifah dan Tokoh Islam Dunia »
Ingin menambah wawasan anda terhadap Islam dan para tokoh-tokoh pemuka Agama Dunia Yang tersohor seperti Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan? Silahkan klik !!
http://waroengpodjok-g.blogspot.com
WELCOME !
Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Hijab (Jilbab) Di Era '80 Merupakan Perjuangan Yang Sangat Poll

Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, hubungan antara Islam dan negara adalah hubungan yang sulit. Pemerintah Indonesia menolak permintaan menjadi negara Islam sejak kemerdekaan. Sekalipun sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, agama itu tidak ditetapkan satu-satunya agama yang resmi di Indonesia. 

Ada lima agama resmi di Indonesia, dan kedudukan agama Islam sederajat dengan agama-agama lain. Pemerintah Orde Baru selalu mendorong partisipasi Islam dalam masalah sosial, tetapi Islam politik ditindas, khususnya sumber kekuasaan Islam politik (Brenner 1996:676). Gerakan Darul Islam - gerakan yang berusaha mendirikan negara Indonesia sebagai negara Islam, tetapi dibredel pada tahun 1962 - memberi masyarakat Indonesia dengan perasaan negatif terhadap fundamentalisme di Indonesia (Jenkins 1998).

Oleh karena itu, waktu jilbab menjadi populer pada tahun-tahun 1980'an, berarti dipengaruhi oleh situasi politik di Indonesia (Marcoes-Natsir, 2004). Pada waktu itu, dan beberapa tahun-tahun seterusnya, masih ada banyak perusahaan dan organisasi yang melarang pegawai perempuan berjilbab (Powell 2003).

SOLUSI MENGHADAPI FITNAHAN DI ZAMAN AKHIR

Pada Zaman akhir seperti ini banyak kita jumpai pengaruh, ajakan, rayuan dan bimbingan dalam masalah beribadah. Dan dalam hal ini banyak pengaruh yang mengarah kepada hal yang negative yang mana tidak sesuai dengan pedoman dasarnya Agama Islam Quran Hadits oleh karena itu Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengajak dan membimbing Masyarakat dalam hal beribadah yang benar dan berdasarkan Quran Hadits secara teori dan praktek, Adapun teorinya yaitu mengaji Quran Hadits yang biasa di lakukan setiap seminggu 2 (dua) kali di tingkat PAC, di tingkat PC sebulan 1 (satu) kali dan di tingkat DPD 1 (satu) kali dalam sebulan dan setelah mengaji baru di amalkan sesuai ilmu yang sudah di dapati dan di kuasai agar dalam melaksanakannya bisa Yaqin dan tau dasar dalilnya. Kenapa ini harus di bahas, di perhatikan dan di teliti..? ini di karenakan sabda Nabi yang mengatakan:

وَأَنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ، اثْنَتَانِ وَسَبْعِيْنَ فِيْ النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ * رواه سنن أبي داود
“Dan Sesungguhnya ini Agama akan terpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, Adapun yang 72 (tujuh puluh dua) golongan masuk Neraka dan yang 1 (satu) golongan masuk Surga Yaitu Jamaah (Golongan yang perpedoman Quran Hadits).” [HR. Abu Sunan Abu Daud]

PEMAHAMAN SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH TENTANG WAJIBNYA UMAT ISLAM BERJAMA'AH

Dinukil dari : Kitab AS-SIYASAH AS-SYAR’IYYAH 
Pasal yang ke-8, “Wujubu Ittikhadzil Imarah”

يجب أن يعرف أن ولاية أمر الناس من أعظم واجبات الدين، بل لا قيام للدين إلا بها، فإن بني آدم لا تتم مصلحتهم إلا بالاجتماع لحاجة بعضهم إلى بعض، ولا بد لهم عند الاجتماع من رأس، حتى قال النبي صلى الله عليه و سلم : إذا خرج ثلاثة في سفر فليؤمروا أحدهم. رواه أبو داود من حديث أبي سعيد وأبي هريرة
Wajib untuk diketahui bahwa “Pengurusan perkara manusia” termasuk lebih besarnya kewajiban-kewajiban agama, bahkan urusan agama tidak dapat ditegakkan melainkan dengannya, sesungguhnya anak Adam tidak akan sempurna kebaikan mereka melainkan dengan bersama-sama (berjamaah) karena sebagian mereka memerlukan sebagian yang lain, dan tidak boleh tidak untuk berjamaah harus ada pemimpinnya sehingga Nabi Saw bersabda; “Ketika tiga orang keluar di dalam safar (bepergian) maka hendaklah mereka menjadikan salah satu diantara mereka sebagai amir”. HR. Abu Dawud, dari Haditsnya Abu Said dan Abu Hurairah.

Nama Lain Salafush Sholih

Seperti yang telah dijelaskan di muka, meskipun istilah Salafush Sholih bermakna generasi sahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in, namun istilah ini selanjutnya tidak terbatas pada generasi utama Islam ini saja. Setiap muslim yang mengikuti metode ketiga generasi utama ini juga disebut sebagai pengikut salafush sholih. Karena itu, sebenarnya istilah salafush sholih bukanlah istilah yang baru muncul. Istilah salafush sholih juga mempunyai beberapa nama lain, yang sebenarnya menunjukkan kepada subyek yang sama yaitu generasi sahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in serta segenap umat Islam yang mengikuti metode mereka dalam memahami Qur’an-Hadits-Jama’ah. Nama-nama lain salafush sholih tersebut adalah: Ahlul Qur’an, Ahlu Hadits, Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Maa Ana ‘Alaihi Wa Ashaabii, Ahlu Atsar, Firqotun Najiyah atau Jama’ah, Thoifah Manshuroh atau yang sudah akrab di telinga kita yaitu “Al-Manshuriin” (golongan yang mendapat pertolongan). Ya, itulah yang dimaksud dengan Qur’an-Hadits-Jama’ah.

1. Ahlu Qur’an

Jika disebut Ahlu Qur’an, maka maknanya adalah para ulama, muballigh dan muballighoh, ustadz dan ustadzah serta tholabul ‘ilmi yang mempelajari Al-Qur’an secara sungguh-sungguh, baik bacaan, makna, keterangan serta mengamalkan/melaksanakan kandungan Al-Qur’an dengan mengerjakan perintahnya, menjauhi larangannya, mempercayai ceritanya. Dengan demikian, mereka adalah umat Islam yang paling berpegang teguh dengan hudud-hudud (hukum-hukum/peraturan-peraturan) Alloh yang ada di dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu seperti yang dilansir di dalam Hadits Ibnu Majah Juz 1 Hal 87, Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda :

Artinya: “Sesungguhnya Alloh mempunyai keluarga dari golongan manusia”. Mereka bertanya: “Ya Rosululloh! Siapa mereka itu? Rosululloh bersabda: “Mereka adalah Ahlul Qur’an, yaitu keluarga Alloh dan kekhususan-Nya”.

Tokoh-Tokoh Ulama Salafush Sholih

Imam dan sekaligus sebagai pemimpin para Salafush Sholih adalah Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Berdasarkan firman Alloh Ta’alaa di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Fath, No. Surat: 49, Ayat: 29, penggalan ayatnya yang artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”.

Tokoh Salafush Sholih yang paling utama setelah Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam adalah para sahabatnya, di mana kesungguhan dan ketulusan mereka dalam memperjuangkan Ad-Diin Alloh, yaitu Diinul Islam telah diakui oleh Allohu Subhaanahu Wa Ta’alaa.

Setelah mereka adalah para tokoh Salafush Sholih dari generasi tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Berdasarkan sabda Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam di dalam Hadits Muslim, Jami’Ash-Shoghir, No. 3288, yang artinya: “Sebaik-baiknya manusia adalah golongan yang aku ada di dalamnya (yaitu generasi sahabat), kemudian golongan ke dua (generasi tabi’in), kemudian golongan ke tiga (generasi tabi’ut-tabi’in)”.

4 Faktor Kendala Yang Menjadi Kendala Dalam Menuntut Ilmu

Saya berusaha memberikan sajian terbaik ke hadapan Saudara untuk dapat menjawab atas 4 faktor kendala yang sering menjadi kendala dalam menuntut ilmu.

1. Faktor Tempat : Dengan bergabung di LDII, berarti Saudara telah menemukan suatu komunitas yang ‘alim, berakhlaqul karimah dan mandiri sebagai wahana belajar bersama tentang agama Islam yang siap menampung segala lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang pendidikan, sosial, politik dan profesi, organisasi, usia, gender, suku dll.

2. Faktor Pengajar dan Materinya : Pengurus dan team work dari muballigh / muballighoh telah mengikuti berbagai pelatihan dakwah dan mendapat sertifikat dari MUI ataupun Pusat Pengkajian Islam Universitas Nasional, juga dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Teknologi Islam Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah mengikuti Diklat Amtsilati yaitu Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning dan telah mendapatkan syahadah (sertifikat) dari Pondok Pesantren “DARUL FALAH” Bangsri-Jepara. juga telah mendapatkan Piagam Penghargaan sebagai KHOTIB dan IMAM se-Kecamatan Limo-Depok dari BADAN KOORDINASI KESEJAHTERAAN MASJID (BKKM) KEC. LIMO BERSAMA FORUM KOMUNIKASI UNTUK PERSATUAN UMAT ISLAM (FKPUI) KEC. LIMO. Dan berpengalaman puluhan tahun mengajar mengaji dari satu tempat ke tempat lain membawakan materi pedoman agama Islam melalui pemberdayaan sumber ilmu yang ada di sekitar kita, Al-Quran dan Al-Hadits Sohih dengan metode manqul (transfer ilmu) bacaan, makna / arti kata per kata beserta keterangannya, pada forum pengajian umum (kelasikal) maupun melayani permintaan pengajian perorangan (private).

3 Generasi Yang Awal (Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut-Tabi'in)

Generasi Sahabat

10 Orang Sahabat yang Dijamin Masuk Surga:

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (wafat 13 H)
2. ’Umar bin Khoththob (wafat 23 H)
3. ’Utsman bin ‘Affan (wafat 34 H)
4. ‘Ali bin Abi Tholib (wafat 40 H)
5. Tholhah bin ‘Ubaidillah (wafat 36 H)
6. Zubair bin ‘Awwam (wafat 36 H)
7. ’Abdurohman bin ‘Auf (wafat 36 H)
8. Sa’ed bin Abi Waqqosh (wafat 55 H)
9. Sa’ed bin Zaid (wafat 55 H)
10. Abu ‘Ubaidah ibnul Jarroh (wafat 18 H)