Riwayat Para Khalifah dan Tokoh Islam Dunia »
Ingin menambah wawasan anda terhadap Islam dan para tokoh-tokoh pemuka Agama Dunia Yang tersohor seperti Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan? Silahkan klik !!
http://waroengpodjok-g.blogspot.com
WELCOME !
Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Konsisten Dalam Menetapi Jamaah

Di dalam agama Islam yang masih konsisten (istiqomah) terhadap Al-Jama'ah, dapat dilihat garis keamiran, kepengurusan, dan rukyah sangat jelas dan tegas.

Jelaslah, bahwa alternatif solusi yang layak untuk kita jadikan pilihan adalah mengembalikan pemahaman Islam berikut metodologinya kepada Qur’an-Hadits dengan mengikuti manhaj salafush sholih, meski perlu sedikit bersabar. Agar kita mampu mengentaskan diri dari kenistaan kubangan jahiliyyah dan selamat dari tindak penyimpangan dan penyelewengan. Yakni, sebuah manhaj yang di dalamnya telah terekpleksikan seluruh manhaj ahlus sunnah wal jama’ah. Sebuah manhaj yang berisi tentang bagaimana para salafush sholih berakidah, berakhlak, berjihad, berijtihad, berammar ma’ruf nahi munkar dan mengurus segala lini kehidupan lainnya


Dihadapkan kepada tuntutan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan Al-Hadits ini, mereka (ahlul firqoh) mengadakan penafsiran terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits, tentu saja menurut keterbatasan akal dan ilmu mereka. Akibatnya adalah mereka meninggalkan penjelasan Islam yang benar dari Rosululloh yang beliau ajarkan kepada para sahabat, dan malah mengikuti Islam menurut versi mereka sendiri. Di sinilah awal dari kesesatan seluruh tokoh, organisasi dan gerakan Islam yang tidak kembali kepada pemahaman sahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in, yang disebut dengan salafush sholih dalam memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Sedikit warga LDII hari ini yang mengikuti pemahaman tiga generasi utama ini tidak boleh mengecilkan hati dan menyurutkan langkah untuk senantiasa istiqomah mengikuti jejak langkah para tiga generasi utama ini. Sebab Rosululloh menyatakan, "memang kebanyakan manusia senantiasa lebih senang mengikuti kebathilan dan kesesatan, ketimbang mengikuti agama Islam yang haq". Sesuai dengan sabda Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang telah disebutkan dalam Hadits Bukhori No. Hadits: 3456, Muslim No. Hadits: 2669, 6781), yang artinya: “Niscaya kamu akan mengikuti jalan (kelakuan) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampa-sampai kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan ikut”. Maka kami (para sahabat) bertanya: “Wahai Rosululloh, apakah yang Anda maksud orang Yahudi dan Nasroni?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka”.

Lihatlah dengan basyiroh (penglihatan mata) cara beribadah warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia! Mereka mendengarkan dan mematuhi dengan tekunnya semua ayat, hadits, peraturan dalam agama maupun dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disampaikan oleh para ustadz, ustadzah maupun ulama' dan umaro’ serta pengurus organisasinya. Semua dilakukan dengan tertib, tekun dan penuh disiplin di bawah kepimimpinan Ulil Amri. Semuanya melambangkan kesatuan dari warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia. Ibarat dalam sholat manunggalnya imam dan makmum, bersatunya pimpinan dengan yang dipimpin. Dalam hal ini, bukan semata-mata disiplin yang merupakan hubungan antara Ulil Amri yang memimpin dengan para jama’ah yang dipimpin, tetapi ada hak, malah suatu kewajiban bagi para jama’ah untuk membetulkan Ulil Amri bilamana keliru dalam memberikan sebuah fatwa atau lupa akan kewajibannya sebagai Ulil Amri. Memang yang jadi Ulil Amri itu adalah yang terpilih dan terbaik diantara sekian banyak para jama’ah dibidang keagamaan. Tapi, dia juga manusia biasa yang masih ada lupa-lupa ingatnya. Namun tidak harus khoroja. Itu namanya pengecut. Mengikuti hawa nafsu, “Innan nafsa la-ammarotun bissu’”, Sesungguhnya nafsu itu menyuruh pada perbuatan buruk, seperti menjelek-jelekkan, mengolok-olok, dll. Mestinya tidak perlu demikian. Kalau keluar ya keluar saja lah, ndak apa-apa, sebab itu hak asasi orang. Kalau mau pindah gerbong ya pindah lah ndak apa-apa, tapi ilmu yang didapat dari gerbong lama jangan dibawa terus berbalik untuk menyerang, malu lah!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya mualaf, saya syahadat dan sudah B. Terimakasih berkat menetapi QHJ saya jadi pede. Bahwa islam yang haq, yang benar adalah LDII

Posting Komentar

Alhamdulillah Jazakumullahu Khoiro atas komentarnya !